IndoProtest IndoProtest

Kekerasan aparat di Jakarta

saya kirim berita tentang aksi mahasiswa (5/5) di Jakarta dan pernyataan Forum Studi Senat Mahasiswa Universitas Mercu Buana via attaachment. terima kasih.

Aksi Damai Mahasiswa di Jakarta Kembali Jadi Korban Amuk Aparat

Jakarta, (5/5) - Aparat keamanan semakin brutal dalam menangani berbagai aksi-aksi mahasiswa setelah Menhankam/Pangab Jenderal TNI Wiranto ditegur Presiden Soeharto akibat unjuk rasa mahasiswa yang semakin meluas dalam beberapa hari terakhir. Di Jakarta, dalam aksi unjuk rasa di Kampus Universitas Mercu Buana (UMB) dan Universitas Nasional, dengan brutal aparat memukul, melempar batu, memberondong peluru karet, dan menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa. Tindakan brutal ini mengakibatkan sembilan maha siswa kena luka tembak akibat diterjang peluru karet, puluhan mengalami luka-luka serius, dan lainnnya cedera ringan. Aksi damai di UMB ditanggapi dengan tindakan brutal aparat setelah aparat memaksa mahasiswa kembali ke dalam kampus. Peserta aksi yang digerakkan oleh Forum Studi Mahasiswa UMB sempat berjalan 200 meter keluar dari kampus dan mengadakan orasi di tengah j alan selama 30 menit. Mereka memprotes tindakan represif aparat ke mahasiswa, menuntut dibatalkannya kebijakan menaikkan harga bahan-bakar minyak dan tarif listrik, serta membacakan "Surat Protes Terbuka Buat Pak Harto".

Suasana berubah menjadi kacau ketika puluhan petugas kepolosian berusaha mendesak mundur mahasiswa dengan tameng dan pukulan rotan. Provokasi ini memancing kemarahan mahasiswa sehingga mereka mulai melempar batu. Lemparan batu itu dibalas dengan tembakan gas air mata, atas perintah Mayor Polisi Supardi, yang membuat mahasiswa panik. Aparat keamanan belum puas dengan keberhasilannya membubarkan mahasiswa. Saat mahasiswa berlarian menuju gerbang kampus, polisi memuntahkan peluru karet dan menghujani mahasi swa dengan batu. Tindakan brutal itu tidak berhenti di situ. Meski semua mahasiswa telah masuk ke kampus, gerbang ditutup, polisi tetap meneruskan aksi brutalnya. Polisi melempari batu ke arah mahasiswa dan ke dalam kampus sehingga mengakibatkan sejumlah staf pengajar lu ka-luka dan kaca-kaca mobil hancur. Pembantu Rektor III UMB Abdoel Fatah, seorang marinir, tak luput dari pentungan aparat keamanan.

Aksi brutal aparat ini mengakibat sedikitnya 16 mengalami luka serius, sembilan di antaranya terkena tembakan peluru karet. Kebrutalan itu mengakibatkan staf pengajar UMB bersatu dan menyatakan dukungannya terhadap tuntutan mahasiswa. Hingga malam hari m ahasiswa masih bertahan di dalam kampus.

Di Universitas Nasional aparat keamanan juga memaksa kembali ke dalam kampus sekalipun mereka baru berada enam meter di depan gerbang kampus. Petugas dengan brutal memukuli dengan pukulan rotan kepada mahasiswa meski mereka tidak merusak ataupun memprovo kasi aparat. Kekerasan oleh petugas itu secara spontan dibalas dengan lemparan batu ke arah petugas yang semakin memancing kebrutalan aparat. Seperti di tempat-tempat lain, petugas secara membabi buta memberondongkan peluru karet dan gas air mata ke arah mahasiswa.

Tindakan brutal ini mengakibatkan seorang mahasiswa Unas, setia Basri, terkena tembakan peluru karet dan tujuh mahasiswa lainnya cedera berat.

Baik di UMB maupun Universitas Nasional, mahasiswa berhasil mengumpulkan bukti-bukti kekerasan yang dilakukan aparat. Di UMB, mahasiswa berhasil mengumpulkan 62 selosong peluru dan pecahan tabung gas air mata. Di Universitas Nasional, mahasiswa juga ber hasil mengumpulkan puluhan selongsong peluru, pecahan tabung gas air mata, dan tabung gas air mata yang belum meledak.

Tindakan represif juga terjadi di Yogyakarta dan Ujungpandang. Tindakan ini tidak bisa ditolerir karena menyampaikan aspirasi secara damai adalah bukanlah sebuah kejahatan. Kebebasan berkumpul dan menyatakan pendapat dijamin oleh konstitusi. Aparat diben arkan bertindak apabila terjadi pengurasakan, namun seperti di Medan, ini pun terjadi akibat provokasi aparat keamanan.

Aksi brutal aparat ini akan diterapkan untuk melawan aksi-aksi mahasiswa yang mulai mendapat dukungan nyata dari rakyat. Bagaimanapun ABRI yang di bawah rezim Soeharto menikmati kekuasaan istimewa secara politis dan ekonomis akan sekuat tenaga mendukung Soeharto seumur hidup. Mereka baru akan berbalik memihak rakyat apabila massa pendukung reformasi sudah begitu besar dan tidak bisa dilawan lagi.

Berikut ini daftar Korban dan kerugian di Universitas Mercu Buana:
1. Deni mahasiswa (perut terluka)
2. Adhitya Pradikto idem (paha terluka)
3. Andre idem (kaki terluka)
4. Yusuf idem (kaki terluka)
5. Budi idem (perut terluka)
6. Bobi idem (perut terluka)
7. Jawir idem (perut terluka)
8. Tege idem (perut terluka)
9. Onip satpam (pelipis terluka)
10. Novi dosen (pelipis terluka)
11. Warno staf administrasi (kaki terluka)
12. Bisan tamu (kaki terluka)
13. Abdoel Fatah Pembantu Rektor III (tangan terluka)
14. Armanto mahasiswa -
15. Janhar idem -
16. Heri Suriyatno idem -

Mobil yang rusak akibat tembakan dan lemparan batu dari petugas:
1. Toyota Taft B 2614 MT
2. Toyota Kijang B 1635 M
3. Bus Kampus B 7518 PH
4. Suzuki Carry B 7275 CH

Korban di Universitas Nasional:
1. Seta Basri mahasiswa (kaki terluka)

Nama korban luka-luka serius lainnya belum diperoleh

Home

IndoProtest - https://members.tripod.com/~indoprotest