IndoProtest IndoProtest

Puluhan Ribu Mahasiswa Sumbar Turun ke Jalan

PADANG — PULUHAN ribu mahasiswa, pelajar dan warga masyarakat Padang turun ke jalan. Kamis 7 Mei 1998, semua mahiswa perguruan tinggi di Padang turun ke jalan. Kota Padang lumpuh. Angkutan kota mogok total.

Inilah aksi mahasiswa paling besar sejak beberapa bulan lalu. Demonstrasi mahasiswa di Sumbar merupakan ekspresi dari keprihatinan mahasiswa se-Sumbar. Mereka menyebut aksi ini sebagai Demo Akbar. Puluhan ribu mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi yang dikoordinir mahasiswa IKIP, Unand dan Bung Hatta secara serentak melancarkan aksi turun ke jalan. Untuk pertama kalinya aksi mahasiswa ini didukung ratusan pelajar SLTP/SLTA, para pengamen jalanan, bahkan juga para supir angkutan kota yang tengah melancarkan aksi mogok massal menuntut pembatalan kenaikan harga BBM.

Aksi turun ke jalan dengan tema sentral menuntut: Reformasi Total di Didang Politik, Hukum, Ekonomi dan Pembatalan Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak.

Bakal terjadinya Demo Akbar di Padang sudah beredar luas di kalangan mahasiswa. Demo Akbar hari Kamis (7/5/98) dipusatkan di Kampus IKIP Air Tawar, Padang. Sejak pukul 9.00 WIB, ribuan mahasiswa IKIP secara bergelombang terus berdatangan ke lapangan hijau di Air Tawar. Setengah jam kemudian, mahasiswa-mahasiswa ATIP turut bergabung. Kedatangan mahasiswa ATIP itu kemudian ditandai pula oleh bergabungnya mahasiswa AKBP-STIE/KBP serta awak bus dan angkutan kota.

Sejumlah tokoh mahasiswa pun tampil di mimbar bebas di Lapangan Hijau IKIP, Air Tawar. Mereka meneriakkan yel-yel “Hidup Reformasi”, “Hidup Mahasiswa”. Aksi mimbar bebas ini dimeriahkan pula oleh beraneka spanduk, yang berintikan pernyataan: hapuskan kolusi, korupsi, dan nepotisme, turunkan pemimpin yang tidak becus, dan usut kekayaan pejabat.

Didukung Rektor

Tepat pukul 09.45 WIB, Prof. Drs.Rizanur Gani, guru besar IKIP Padang, tampil ke mimbar. Dia berpidato: Saya mendukung aksi kalian, ini perjuangan suci. Apalagi yang disuarakan itu hati nurani. Tapi, saya meminta aksi ini berjalan tertib karena kita semua adalah kalangan intelektual dan terpelajar, kata Rizanur. Penampilan ini segera disambut hangat mahasiswa, karena untuk pertama kalinya seorang dosen senior IKIP berbaur dalam mimbar bebas.

Yel-yel mahasiswa semakin bergairah ketika Rektor IKIP Padang, Prof.Dr.Mohammad Ansyar, menyambut ajakan Rizanur berbicara di depan mahasiswa. “Selagi ini tertib dan didorong oleh hati nurani dan niat yang baik, silakan. Kami pimpinan perguruan tinggi mendukung,” ujar Ansyar, yang segera disambut tempik sorak mahasiswa. “Hidup Rektor, Hidup Rektor,” teriak mereka.

Sekitar pukul 10.00 WIB peserta aksi mimbar bebas mulai merapatkan barisan. Mereka kemudian beranjak keluar kampus. Di mulut gerbang kampus, barisan in terhenti karena dicegat oleh aparat keamanan. Dandim Letkol. Mustiko Budi dan Kapolresta Letkol. Drs. Moch. Yusrin segera mendatangi peserta barisan. Sementara ratusan massa yang tertahan di gerbang terus merangsek maju, dan meneriakkan keinginan untuk turun ke jalan. Setelah bernegosiasi, aparat kemudian memberikan jalan kepada massa untuk melakukan long march. Sikap simpatik aparat ini langsung dipuji mahasiswa dengan sorakan. “Hidup ABRI.”

Massa mahasiswa kemudian bergerak menuju Jl.Prof. Hamka, langsung menguasai kedua jalur, sepanjang perjalanan mereka dikawal oleh aparat. Tumpahnya ribuan mahasiswa ke jalan. Lalu lintas jadi macet. Arak-arakan mahasiswa yang panjangnya tak kurang dua kilometer menuju kantor DPRD I Sumbar (di Jalan Khatib Sulaiman). Di pertigaan itu bergabung mahasiswa Univ. Bung Hatta, dari arah Jl. S.Parman. Di pelataran gedung dewan, mereka kembali melakukan mimbar bebas. Mereka menghujat anggota dewan “mandul”. Kemudian dengan tertib, mahasiswa melakukan upacara penurunan bendera. Bendera merah putih berkibar lesu, setengah tiang.

Dari Gedung DPRD Tk. I Sumbar arak-arakan mahasiswa bergerak sepanjang Jl. Khatib Sulaiman terus ke Jalan Rasuna Said. Mereka menuju kantot Gubernur Sumbar. Di perjalanan, jumlah simpatisan terus membengkak. Ada kelompok-kelompok kecil mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Padang. Barisan makin panjang. Masyarakat yang berjalan kaki karena ketiadaan bus dan oplet, ikut bergabung. Ketika barisan terdepan sampai di kantor gubernur, yang paling belakang masih di sekitar Bioskop Presiden yang jaraknya lk. 4 kilometer.

Selain meneriakan yel-yel “Hidup Rakyat, Hidup Reformasi” di sepanjang jalan yang mereka lewati, peserta demo ini juga memasuki sejumlah halaman kantor untuk menurunkan bendera merah putih menjadi setengah tiang. ‘Rakyat hari ini sedang berduka. Harga BBM naik, sembako menggila, rakyat makin sengsara,” teriak mereka saat menggerek bendera setengah tiang di Kantor PTPN-6.

Meski pada awalnya ada Satpam yang berupaya mencegah, tapi pada kantor-kantor berikutnya aksi penurunan bendera menjadi setengah tiang tak terbendung lagi.

Di kantor gubernur

Jumlah massa peserta aksi long march semakin membludak. Ketika memasuki Jalan Sudirman, massa demonstran yang telah menyatu dari berbagai jurusan ini kemudian memasuki halaman Kantor Gubernur di Jalan Sudirman. Aksi ini berlangsung tertib. Ketika pasukan anti huru-hara yang siaga dengan tameng dan tongkat diajak mahasiswa untuk duduk bersama, para petugas itupun segera duduk. Petugas keamanan duduk bersama mahasiswa.

Menunggu munculnya Gubernur Sumbar Muclis Ibrahim, massa demonstran menggelar Mimbar Bebas. Sejumlah aktivis mahasiswa, pelajar, pengamen dan sopir angkot menyampaikan orasi. Terlihat, antara lain aktivis Senat Mahasiswa Unand Rahmatullah dan Joni Sujarman, Senat IKIP Gun Sugyanto dan Muchtar Effendi serta Rachmad dari Univ. Bung Hatta.

Gun Sugyanto di Mimbar Bebas ini berulangkali menyerukan agar massa yang jumlahnya terus membengkak tetap menjaga ketertiban dan kekompakan.

“Aksi kita ini adalah aksi damai dengan satu tuntutan; Turunkan Soeharto. “Wes ewes ewes .. bablas Soeharto-ne,” timpal Rahmatullah yang disambut aplus meriah massa demon-stran.

Di tengah riuh-rendahnya aksi Mimbar Bebas ini para supir angkutan kota juga menyampaikan tuntutannya agar Soeharto membatalkan kenaikan harga BBM. Kenaikan BBM di tengah resesi ini mengurangi pendapatan kami dan sangat menyusahkan rakyat, mahasiswa dan pelajar, seru mereka. “Turunkan harga BBM!” seruan bergema.

Gubernur Sumbar tak kunjung muncul. Massa demonstran semakin gerah. Lalu, Prof.Dr. Rizanur Gani tampil. Karena Gubernur Muchlis Ibrahim tak kunjung muncul, massa demonstran mengakhiri aksi dengan memanjatkan doa bersama. Tanpa pengawalan ketat oleh petugas kemudian mereka keluar dari gerbang pekarangan kantor Gubernur.

Ekses demo

Demo Akbar di Padang, Kamis 7 Mei 1998 menimbulkan ekses. Belasan gedung dan perkantoran rusak karena dilempari benda berat. Kaca kantor DPD I Golkar Sumbar (di Jl. Rasuna Said) berantakan. Di kantor Golkar ini, sebuah mobil DPD Golkar BA 3018 dijungkirbalikkan. Setelah terjadi adengan pelemparan Kantor DPD Golkar, aparat keamanan dari jajaran Polda Sumbar dan Korem 032/Wirabraja datang. Mahasiswa terus bergerak menuju Jl. Khatib Sulaiman. Di ruas jalan ini, beberapa bangunan kembali jadi sasaran. Kaca-kaca berderai di Show room mobil Suzuki Elang Perkasa, showroom “Auto 2000”, Bioskop President sekaligus diskotik, kantor PLN Cabang Padang dan Kantor PTP X. Beberapa unit kendaraan yang diparkir di samping Showroom Elang Perkasa juga kena jadi sasaran. Pusat belanda “Minang Plaza” di Jalan Dr. Hamka, juga mengalami nasib sial karena ekses demo.

Sebagian mahasiswa bergerak kembali ke gedung DPRD Sumbar. Di halaman DPRD banyak anggota Ton Dalmas Polda Sumbar. Aparat keamanan ini tidak melakukan tindakan apa-apa, meski ada yang melempari kaca dan kendaraan yang ada di halaman parkir gedung dewan ini. Ada juga yang mencopot plang nama DPRD Sumbar

Ekses dari aksi berawal sekitar pukul 12.00 WIB, di Kantor DPD Golkar, ketika para demonstran bergerak kembali menuju Kampus IKIP Padang di Air Tawar.

Aksi berakhir sekitar pukul 15.00 WIB. Aksi keprihatinan mahasiswa Sumbar juga menelan korban. Sejumlah mahasiswa dan pelajar mengalami luka-luka saat terjadi aksi pelemparan. Di antaranya, Karnadi (IKIP Padang), Syamsul (IKIP Padang), Rosali (Karyawan “Suzuya”), Firdaus (SMA Taman Siswa), dan Mas Budiarta (STM Pratama).

Kata Gun Sugyanto, beberapa peserta demo yang luka-luka sudah mendapat perawatan. “Tinggal Budiarta yang dirawat di RS. Selasih,” kata aktivis IKIP di Posko SMPT IKIP, Padang.

Kapolda turun

Aksi pelemparan gedung Minang Plaza baru terkendali begitu Kapolda Sumbar Kolonel Pol. Drs. R. Boedi Koestono datang. Kapolda beserta para pejabat teras Polda Sumbar ini langsung menyuruh perusuh menghentikan lemparannya. Beberapa orang tertangkap tangan sedang melakukan aksi pelemparan. Mereka ditangkap aparat keamanan.

Aparat keamanan juga menangkap beberapa anggota masyarakat yang diduga telah melakukan pelemparan terhadap komplek pertokoan Minang Plaza. Tindakan penangkapan oleh aparat keamanan mendapat tantangan dari para mahasiswa. Mereka menuntut, para pelajar dan mahasiswa dibebaskan. Kalau tidak dibebaskan, mereka tidak akan membubarkan diri.

Kapolresta Padang dan Dandim 0312 Padang Letkol ARt. Mustiko Budi akhirnya membebaskan empat pelajar dan mahasiswa. Para mahasiswa mau kembali ke kampusnya di IKIP dan Unand kampus Air Tawar Padang.

Sampai tadi malam aparat keamanan yang terdiri dari Polda Sumbar, Korem 032/Wirabraja, Den Pom I-6 Padang, Polresta Padang, Kodim 0312 Padang dan Batalyon Infanteri 133/Yudha Sakti terus mengadakan patroli keliling Kota Padang.***

Tim Liputan KaBa

Home

IndoProtest - https://members.tripod.com/~indoprotest