IndoProtest IndoProtest

BENTROKAN BERDARAH DI UNS (BAGIAN I)

Kepada para netters yang peduli pada nasib bangsa ini.

Pada hari Rabu, tanggal 8 Mei 1998, mahasiswa peduli rakyat yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Peduli Rakyat melakukan aksi unjuk rasa di Kampus Kentingan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Aksi damai ini akhirnya berkembang menjadi kerusuhan di dalam kampus yang mengakibatkan korban yang jumlahnya puluhan atau bahkan ratusan setelah aparat bertindak represif terhadap para peserta aksi. Kalau pada aksi-aksi sebelumnya, aparat tidak pernah menggunakan peluru karet tetapi pada aksi kali ini aparat memborbardir mahasiswa dengan PELURU KARET bahkan menurut bukti- bukti yang ditemukan, aparat juga menggunakan PELURU TIMAH! Korban berjatuhan di pihak mahasiswa dan rakyat, terluka tembak, luka pukul, luka terkena lemparan batu, terinjak-injak, dan sebagainya. Mungkin nanti aparat akan membantah bahwa mereka menggunakan peluru, tetapi coba kita lihat korban-korban yang telah berjatuhan. Banyak korban yang pada bagian tubuhnya tertembus peluru, apakah peluru karet dapat menembus tubuh? jawabnya TIDAK!! Bahkan menurut kabar terdapat korban jiwa pada aksi kali ini, Yudi mahasiswa ISI Yogyakarta. Menurut saksi mata yang teman Yudi, korban telah terjatuh terkena tembakan aparat, tetapi oleh aparat yang tidak berperikemanusiaan ditembak lagi dari jarak dekat. Anda mungkin tidak percaya hal ini terjadi di Indonesia yang katanya negara Pancasila, tetapi ini merupakan fakta !! Aparat menembakkan peluru seperti menembak ayam!! Apakah mahasiswa yang menyuarakan suara rakyat bukan manusia? Apakah mereka hewan?

Aksi demonstrasi mahasiswa untuk menyuarakan "jeritan rakyat kecil" yang menjadi korban perselingkuhan pemerintah dengan para konglomerat yang mengakibatkan Indonesia jatuh dalam krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi telah menelan korban lagi. Aksi aparat yang represif tampaknya telah menjadi "kebiasaan" para abdi masyarakat ini.

Berikut ini Kronologi Peristiwa 8 Mei 1998 UNS di Solo.

10.00 Mahasiswa bersama rakyat dan pelajar yang bersatu mulai berkumpul di depan rektorat dan mulai bergerak menuju ke arah boulevard bahkan mereka menuju Jl. Ir. Sutami dan menguasai separuh jalan karena lalu lintas dari arah timur tidak ditutup. Hal ini seperti disengaja oleh aparat, mereka menanti supaya massa membanjir dan petugas akan memancing keributan.Petugas yang ada hanyalah Polisi Lalu lintas yang mengatur jalan sedangkan pasukan DALMAS masih berada di TBS ( Taman Budaya Surakarta ) dan di depan rumah makan Arum Manis.Pada saat itu mahasiswa mulai menggelar orasi-orasi Di Boulevard telah terpasang beberapa spanduk dan tulisan - tulisan. Seperti tema dari aksi mahasiswa, orasi2 yang dibawakan secara bergantian oleh beberapa mahasiswa juga bertemakan reformasi, penggantian presiden, dsb.

11.00 Massa mulai menguasai Jl. Ir. Sutami, karena pada saat itu lalu lintas bagian timur sudah ditutup. Di Jl. Ir.Sutami kembali digelar orasi yang didengarkan massa. Pada saat itu aparat mulai bergerak dari arah TBS mendekati massa. Dua panser tactica air telah siap siaga dan diparkir di sebuah halaman sebuah restoran dekat kampus. Terlihat beberapa anggota dalmas (pengendalian

11.15 Massa yang turun ke jalan sudah sampai di halte us dekat jembatan penyeberangan, sedangkan pasukan DALMAS sudah mendekat dan berhadapan langsung dengan massa.

11.30 Massa mulai bersiap untuk mengadakan sholat Jum'at di jalan dan salah seorang mahasiswa mulai melantunkan ayat-ayat suci Al'Quran.

11.35 Pada saat massa dan mahasiswa bersiap untuk mengadakan sholat, Komandan DALMAS Kapten (Pol) Marsito memberikan peringatan kepada masyarakat untuk mundur. Mereka diberi waktu 10 hitungan. Massa yang bersiap untuk melaksanakan sholat Jum'at tidak menghiraukan peringatan tersebut, maka setelah hitungan yang diberikan Komandan Dalmas habis, petugas mulai menyerang massa secara membabi buta dengan pemukulan dan tembakan Gas air mata. Aparat keamanan (anggota Dalmas) memukul dan menendangi para peserta aksi yang berada didepan. Para peserta aksi diserang dari arah Selatan, Barat dan Timur sehingga massa masuk ke arah kampus yang dianggap lokasi paling aman. Seketika terjadi kepanikan dan jerit kesakitan. Beberapa orang jatuh tersungkur terinjak-injak, terdengar jeritan karena pedih dan sesak napas akibat serangan gas, juga jeritan memilukan dari korban korban pemukulan aparat. Beberapa digotong menuju Wisma Tamu UNS yang berada di dalam kampus. Seluruh korban dilarikan ke Wisma Tamu. Suasana di Wisma Tamu yang selalu dijadikan Posko perawatan korban kekerasan aparat sangat mencekam. Beberapa mahasiswa tergeletak dan menjerit karena terkena gas air mata. Teriakan dan jeritan minta air membuat membuat petugas KSR (Korps Sukarela) PMI menjadi kewalahan karena banyaknya korban dan keterbatasan air, karena hanya tersedia satu slang air di Wisma Tamu. Terlihat beberapa korban yang tergeletak dibantu dengan tabung oksigen. Suasana benar-benar tak terkendali karena banyaknya korban. Korban yang cedera cukup parah diangkut ambulans ke rumah sakit Moewardi.

12.15 Serangan aparat dihentikan dan massa bersama sama mengadakan sholat Jum'at di boulevard.

12.30 Setelah selesai sholat Jum'at aksi kembali dimulai dan massa yang marah menyerang aparat dengan melempar batu yang ada di sekitarnya. Aparat membalas dengan lemparan batu dan ada yang menembakkan PELURU KARET ke arah peserta aksi. Salah satu panser mulai merangsek mendekati gerbang kampus dan menyemprotkan air limbah ke arah peserta aksi. Tetapi peserta aksi dengan gagah berani tetap maju mempertahankan kampus dengan lemparan batu. Diawali dengan teriakan " Allahu Akbar! Maju! Lawan! Aparat Biadab! Balas! " para mahasiswa melempari aparat dengan batu. Sejak saat itu Wisma Tamu selalu dipenuhi oleh puluhan korban. Beberapa korban yang mulai pulih setelah dibasuh matanya dengan air dengan berani berlari mengepalkan tinju dan berteriak mulai mengikuti rekan-rekannya yang berjuang membalas perlakuan aparat. Beberapa mahasiswa membakar semangat rekan-rekannya dengan memukul tiang listrik dan pagar pembatas besi dikampus. Terdengar bunyinya bertalu-talu dan menambah suasana menjadi mencekam.

14.00 Aparat yang berada di depan boulevard dengan 2 panser mundur sampai pinggir jalan. Kemudian tiba-tiba aparat menyerang, hingga masuk ke dalam kampus. Mereka menembakkan peluru karet secara membabi buta hingga sampai ke wisma tamu yang merupakan pos perawatan korban. Korban peluru karet semakin banyak berjatuhan, banyak diantara mereka tubuhnya tertembus peluru karet(?). Kemudian aparat mundur dengan diiringi teriakan peserta aksi dan lemparan batu.

14.10 Peserta aksi kembali maju dan melemparkan batu ke arah aparat sambil meneriakkan yel-yel "Rakyat Bersatu! Tak Dapat dikalahkan!"

14.30 Aparat kembali menyerang dengan memberondongkan M-16 ke arah peserta aksi. Dilihat dari korban yang berjatuhan serangan senapan mesin M-16 tersebut bukan berisi peluru karet karena banyak korban tubuhnya tertembus timah panas!!

14.40 Aparat mundur dan terus dilempari batu oleh peserta aksi. Peserta aksi merangsek terus ke arah Jl Ir. Sutami dengan terus melemparkan batu. Para peserta aksi membakar barang-barang di depan boulevard.

15.30 SMPR berinisiatif untuk bernegosiasi dengan pihak aparat. Massa mulai tenang, beberapa saat kemudian Korlap mengumumkan hasil negosiasi yaitu "Tidak akan ada bentrokan antara aparat dengan peserta aksi"

15.45 Peserta aksi mulai menguasai Jl. Ir. Sutami, bahkan warga yang menonton dari pinggir kampung banyak yang mulai bergabung dengan peserta aksi. Dan ada yang turun ke jalan dan membakar ban di tengah Jl. Ir. Sutami. Peserta aksi mulai membanjir ke Jl. Ir. Sutami sampai ke depan halte bis dekat jembatan penyeberangan. Peserta aksi yang mulai tenang diperintahkan untuk duduk dan mendengarkan orasi-orasi dari berbagai pihak.

16.00 Secara tiba-tiba aparat yang berada di depan peserta aksi menyerang dan sempat dibalas dengan lemparan batu, tetapi aparat terus menyerang dari arah Barat dan Timur dengan memberondongkan tembakan M-16, tembakan gas air mata, dan pemukulan. Massa berlari ke arah kampus tetapi aparat terus mengejar sampai masuk ke dalam kampus. Banyak korban yang jatuh dari pihak peserta aksi, terinjak-injak, tertembak peluru, maupun pemukulan dari pihak aparat. Terjadi kekacauan, di daerah boulevard banyak peserta aksi yang jatuh tumpang tindih dan tetap dipukuli aparat.

16.10 Aparat mundur sampai pinggir jalan sebelah selatan dengan terus menembakkan M-16 nya dan dibalas dengan lemparan batu oleh massa yang marah.

17.00 Pihak SMPR terus mengadakan orasi yang melancarkan kecaman terhadap kebiadaban aparat. Tiba-tiba datang kabar tewasnya Yudi, seorang mahasiswa ISI Yogyakarta yang hadir dalam aksi tersebut. Dia ditembak dari jarak dekat oleh aparat. Serentak para peserta aksi menundukkan kepala untuk berkabung atas tewasnya Yudi. Dipimpin Korlap peserta aksi menyanyikan lagu berkabung sambil berpegangan tangan. Massa meneteskan air mata ....

17.30 Atas inisiatif pihak SMPR, massa dibubarkan mengingat hari sudah menjelang malam. Massa membubarkan diri sambil menyanyikan lagu "Indonesia Raya"

SAMPAI KAPAN APARAT AKAN BERTINDAK BIADAB?? APAKAH KORBAN BELUM CUKUP UNTUK MENJADI TUMBAL REZIM ORDE BARU?? HANYA ADA SATU KATA "LAWAN"!!!

SALAM JUANG !!! "MPR" MAHASISWA PENDUKUNG REFORMASI Surakarta

Home

IndoProtest - https://members.tripod.com/~indoprotest