IndoProtest IndoProtest

6 MAHASISWA TRISAKTI TEWAS

Grogol-Jakarta Barat (12/5) Pihak aparat keamanan membubarkan sisa-sisa aksi demontrasi damai mahasiswa Trisakti dengan berondongan peluru, enam mahasiswa Trisakti tewas.

Aksi demonstrasi mahasiswa di Jakarta, Selasa (12/5) yang menuntut segera dilakukan reformasi membawa korban. Enam mahasiswa Universitas Trisakti tewas tertembus peluru. Udara mendung dan hujan yang membasahi ibukota kemarin sore, seperti memberi tanda kedukaan ibu pertiwi atas tewasnya anak-anak muda yang diharapkan bangsanya menjadi pemimpin di masa datang.

Mereka yang tewas adalah mahasiswa Fakultas Teknik Elang Mulia Lesmana, Hartarto, Hafidin Royani serta mahasiswa Fakultas Ekonomi Hendriawan, Vero dan Alan.

Selain korban tewas, 18 mahasiswa lainnya terluka dan masih dalam perawatan rumah sakit Sumber Waras, Jakarta.

Sementara itu hingga malam hari ketika berita ini diturunkan pukul 00.30 WIB, sejumlah orang tua dan kerabat dari para mahasiswa berdatangan ke Kampus Universitas Trisakti maupun kamar mayat RS Sumber Waras, mencari mahasiswa anggota keluarga mereka yang dikabarkan belum diketahui keberadaannya.

Kronologis kejadian:

10:30 wib : Sivitas akademika Universitas Trisakti menggelar aksi mimbar bebas di dalam kampus A Trisakti Grogol. Aksi ini diikuti lebih kurang

10.000 mahasiswa, dosen, guru besar dan karyawan Universitas Trisakti. Aksi yang didukung penuh oleh pihak rektorat dan yayasan ini sempat diwarnai dengan pembakaran foto presiden Soeharto, salah satu poster besar yang dibawa oleh mahasiswa berbunyi "Rakyat minta turunkan Suharto". Aksi ini turut disaksikan dan didukung oleh masyarakat yang ada di sekitar lokasi.

12:30 wib : Ribuan mahasiswa Universitas Trisakti turun ke jalan dan melakukan aksi demontrasi damai dengan tertib berjalan kaki menuju ke gedung DPR/MPR, beberapa anggota masyarakat yang berada di sekitar kampus turut mendukung dan mengikuti aksi tersebut. Arak-arakan massa dihentikan oleh aparat keamanan di depan Kodim Jakarta Barat, jalan S. Parman. Pihak mahasiswa melakukan aksi simpatik dengan memberikan bunga kepada aparat keamanan. Massa yang memanjang dari Kodim-Kantor Walikota Jakarta Barat (lama)-Kampus Universitas Tarumanegara hingga di depan Kampus A Trisakti dengan tertib menunggu negosiasi dengan aparat keamanan untuk diijinkan bergerak ke gedung DPR/MPR. Walaupun diguyur hujan deras, para mahasiswa tetap berada dibarisannya sambil menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Beberapa mahasiswa dari Universitas Indonesia, Universitas Tarumanegara, Universitas Atmajaya dan beberapa Universitas lainnya bergabung dalam aksi ini.

15:30 wib: Aparat tetap melarang mahasiswa meneruskan perjalanannya ke gedung DPR/MPR. Walaupun diwarnai ketidakpuasan dari para mahasiswa, sebagian besar mahasiswa satu per satu kembali ke kampus dengan tertib.

Dandim dan Kapolres Jakarta Barat, sempat mengisi acara mimbar bebas dengan imbauan agar mahasiswa membubarkan diri secara tertib.

Mahasiswa, sebagai jawaban, sepakat untuk memanjutkan aksi duduk. Tiba-tiba datang sekelompok orang mengaku alumni menganjurkan untuk mundur tapi ditolak. Aparat keamanan telah siap mengokang senjata disertai ancaman.

16:45 wib: Tersisa kira-kira limaratus mahasiswa yang tetap melakukan aksi duduk di depan kantor walikota Jakarta Barat (lama). Seorang aparat berbaju preman meminta agar para mahasiswa tersebut untuk menyingkir, permintaan ini dibalas dengan permintaan agar ratusan aparat keamanan yang berjaga-jaga disingkirkan. Aparat tersebut mengancam akan membubarkan massa tersebut dengan kekerasan apabila permintaannya tidak dipenuhi. Massa merapatkan barisan ke depan.

17:15 wib: Aparat keamanan mulai maju sambil menembakkan peluru ke udara dan melontarkan gas air mata. Pada saat mahasiswa berbalik untuk mundur terjadilah tembak-tembakan. Beberapa saat kemudian peluru diarahkan ke arah kerumunan massa. Beberapa orang terluka, termasuk Hendro, ketua senat Universitas Trisakti, tertembak di bagian perut. Massa melarikan diri ke dalam kampus A Universitas Trisakti. Saat massa mencapai gerbang kampus, aparat keamanan yang berjaga-jaga di atas jembatan layang Grogol melemparkan tabung-tabung gas air mata dan menembaki mahasiswa yang sudah berada di dalam kampus. Puluhan mahasiswa terluka akibat berondongan peluru dan gas air mata yang memenuhi kampus Trisakti tersebut. Akibat aksi pembantaian itu, hingga pukul 20:00 wib tercatat enam mahasiswa tewas dan puluhan lainnya dirawat di R.S. Sumber Waras.

17:30 wib: Ratusan Mahasiswa Trisakti sambil berteriak "Allah Hu Akbar!" membalas aksi aparat dengan melemparkan batu-batu dan botol-botol ke arah aparat keamanan. Beberapa mahasiswa berhasil menemukan beberapa selongsong peluru yang digunakan untuk memberondong mahasiswa. Mahasiswa yang terluka dirawat di gedung Sjarif Thayeb (rektorat), Pusat Kesehatan Trisakti, Radio MS-Tri FM dan gedung Elektro.

Aparat keamanan menyerbu dengan sepeda motor. Dalam kondisi terjepit, para mahasiswa berbalik menyerang dengan batu. Korban mulai berjatuhan akibat gas airmata yang ditembakan petugas, ditendang dan diinjak petugas.

Aksi kekerasan tidak berhenti disana, peluru karet mulai ditembakan. Tidak puas dengan aksi kekerasan yang mengakibatkan para mahasiswa cedera, petugas melancarkan tembakan dengan menggunakan peluru tajam yang mengakibat jatuhnya korban.

Dari laporan yang dihimpun semalam, di halaman Kampus Universitas Trisakti berhasil dikumpulkan bukti lima butir selongsong peluru kaliber 5,56 mm laras panjang yang biasanya dipergunakan senjata M 16.

18:30 wib: Beberapa aparat keamanan berhasil memasuki kampus A Trisakti. Beberapa aparat mengambil posisi di atas gedung yang sedang dibangun di sebelah gelanggang mahasiswa dan menembak ke arah mahasiswa. Belum dilaporkan korban akibat tindakan ini. Para mahasiswa mempersiapkan diri terhadap kemungkinan invasi aparat ke dalam kampus. Di gedung Elektro, semua pipa hidran dibuka untuk menyiram gas air mata dan melawan aparat.

19:00 wib: Aparat ditarik dari dalam kampus. Dilakukan negosiasi yang disaksikan oleh Komnas HAM, Kontras dan beberapa diplomat asing. Mahasiswa yang terluka diperbolehkan dikeluarkan dari dalam kampus untuk dibawa ke rumah sakit.

20:00 wib: Aparat memperbolehkan mahasiswa untuk meningglkan kampus. Satu per satu mahasiswa meninggalkan kampus dengan tertib.

Sementara itu, Adi Andojo menyatakan protes keras kepada Menhankam/Pangab atas insiden ini. "Kami sangat menyesalkan kejadian ini dan menyatakan protes kepada Menhankam/Pangab dan Kapolri. Saya sendiri yakin, mahasiswa ditembak ketika berada dalam kampus. Saya sendiri melihat ceceran darah itu di dalam kampus," katanya. Adi Andojo menilai, dalam menangani aksi mahasiswa seharusnya aparat bertindak bertahap, mengingat ada kategori hijau, kuning, dan merah. "Kan bisa terlebih dahulu menggunakan peluru karet, sebelum menembakkan peluru sungguhan," jelasnya.

Sementara itu, Kadispen Polda Metro Jaya Letkol Pol Edward Aritonang sore membantah ada mahasiswa Trisakti yang tewas. "Peluru karet tidak memiliki daya tembus mematikan," katanya.

Jenazah

Suasana di kampus Trisaksi, Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta Barat tampak sendu. Sampai Selasa malam, ratusan mahasiswa terlihat sedih dan sulit untuk menerima kenyataan tersebut. Mereka juga masih kelelahan karena sejak pagi kemarin ikut menggelar aksi keprihatinan. Banyak yang tak tahan lagi lalu tiduran di sembarang tempat, misalnya di teras-teras kampus maupun di gang-gang RS Sumber Waras tempat empat jenazah korban disemayamkan.

Para mahasiswa mengatakan, belum tahu rencana selanjutnya yang akan dilakukan. Para keluarga korban juga belum diizinkan mengambil jenazah ke-4 mahasiswa tersebut karena pihak Universitas Trisakti akan mengadakan upaya khusus.

Sementara jenazah ke-6 korban sampai pukul 23.00 belum diperiksa ahli forensik.

Komandan Pomdam Jaya Kolonel Hendardji pukul 22.00 semalam datang ke kamar jenazah RS Sumber Waras, Jakarta menjenguk para korban. Beberapa mahasiswa yang mengerumuni jenazah korban itu mengeluarkan sindiran. Tidak banyak yang diungkapkan perwira ABRI tersebut dan beberapa menit kemudian meninggalkan rumah sakit dengan dikawal beberapa anggota ABRI lainnya.

(dihimpun dari berbagai sumber)

tambahan : KORBAN TEWAS !
Hafidin Rayan, 22, (mahasiswa Fakultas Teknik Sipil);
Heriyanto, 21 (Teknik Mesin);
Elang Mulyalesmana (Arsitektur);
Fendiawan (Fakultas Ekonomi)

Home

IndoProtest - https://members.tripod.com/~indoprotest