IndoProtest IndoProtest

ParaHyangan Stop Press http://student.unpar.ac.id/parahyangan-online/
Edisi 18 Mei 1998

Aksi Gerakan Nurani Kaum Berjubah, 15 Mei 1998
ROHANIWAN KATOLIK PUN AKSI 

Puluhan rohaniwan Katolik yang terdiri dari Frater, Suster, dan Pastor, secara mengejutkan melakukan aksi di Kampus Unpar Ciumbuleuit, Jum'at (15/5) lalu.

Pada pukul 10.00 WIB, sekitar seratus rohaniwan Katolik sambil menyanyikan "Tuhan Berikanlah" ("Nearer My God to Thee") memulai arak-arakan memutari kampus Unpar, sambil mengajak seluruh civitas akademika yang terketuk hatinya untuk membela kaum tertindas berkumpul di depan gedung Rektorat Unpar. Aksi yang dilakukan para rohaniwan yang terdiri dari Suster, Frater, dan Pastor dari Fakultas Filsafat Unpar dan beberapa ordo (Caramel, Carolus Boromeus, Ursulin, PI, Predikatorum, Sancte Crucis, Serikat Maria Monfort, Sacrorum Cordium, Projo Bogor, Diosis Bandung, dan Diosis Sintang) ini, mampu menarik perhatian seluruh mahasiswa yang ada di Unpar, untuk ikut dalam arak-arakan tersebut.

Walau tetap penuh dengan teriakan "Hidup Reformasi!", namun berbeda dengan aksi-aksi yang sebelumnya digelar, aksi kali ini lebih tidak dipenuhi dengan kemarahan yang menggebu-gebu. Bahkan, sempat aksi menjadi penuh dengan canda tawa, ketika para rohaniwan memplesetkan lagu daerah Nusa Tenggara menjadi lagu menyuarakan reformasi kemanusiaan, sambil berjoget ria.

Setelah berjoget ria, aksi dilanjutkan dengan ajakan untuk hening. Lalu, pandangan tertuju kepada pementasan 14 frater, yang mengenakan jubah putih dengan mulut terkatup plester. Ada yang membawa bendera Merah Putih, ada yang membawa bunga, dan ada yang membawa spanduk bertuliskan "PEACE", dan ada pula yang tangannya diikat dengan rantai. Bahkan, ada pula yang mengenakan mahkota berduri dengan badan terlilit tali, mendorong kotak bertuliskan "KEMISKINAN", Bak kisah sengsara Yesus, pementasan ini mencoba menunjukkan penderitaan bangsa Indonesia yang selama ini dibungkam dan tak pernah didengarkan oleh rezim yang berkuasa.

Acara kemudian dilanjutkan dengan beberapa orasi, dari frater, pastor, serta perwakilan dari agama Hindu. Namun, yang paling menarik perhatian adalah orasi dari Suster Christa dari ordo PI. Walau sering meneriakan "Hidup Reformasi!", muka Suster yang ramah dan penuh senyum tak pernah hilang. Dalam orasinya, Suster Christa mengajak untuk mengenang para pahlawan feminis Indonesia yang telah gugur demi menegakkan keadilan, seperti Marsinah dan Sugiarti. Suster Christa membacakan sebuah puisi, yang menghimbau agar ABRI untuk berpihak kepada rakyat, dan bukan memukuli/menembaki rakyat. Akhirnya, Suster Christa mengatakan, "Allah menghendaki suatu perubahan, dan inilah saatnya!", disambut gemuruh tepuk tangan dari seluruh mahasiswa.

Pastor F. Vermeulen, Drs.L.J.C. OSC pun hadir dan berorasi di depan mahasiswa. Dalam orasinya, Pastor yang juga Dekan Fakultas Filsafat Unpar ini mendukung sepenuhnya aksi yang dilakukan mahasiswa saat ini. Pastor pun menyetujui, bahwa masa jabatan presiden haruslah dibatasi, untuk mencegah kekuasaan yang ada menjadi tak terbatas. Pastor F. Vermeulen pun membacakan surat pernyataan Senat Mahasiswa terhadap situasi Indonesia saat ini. Sebagai penutup, Pastor mengajak seluruh mahasiswa untuk maju ke depan dengan suatu sikap moral yang lebih besar.

"Ini lebih merupakan aksi kaum berjubah", ujar Frater Joni, ketika ditanya ParaHyangan sehubungan aksi yang dilakukan ini. Ketika ditanya mengapa baru sekarang melakukan aksi, Frater menjawab, "Rohaniwan tidak diperbolehkan berpolitik praktis. Jadi, kami menunggu momen yang tepat untuk menggarisbawahi bahwa ini adalah gerakan moral."

Sedianya, aksi direncanakan akan dilanjutkan setelah acara sholat di depan gedung rektorat usai. Namun, karena beredar desas-desus yang mengatakan bahwa akan terjadi keributan yang menjurus ke SARA di Bandung, maka aksi pun akhirnya dihentikan untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan. Spanduk bertuliskan "Vox Populi Vox Dei" (Suara Rakyat adalah Suara Tuhan) pun diturunkan. (Samuel, Ully, Erwin/e)

PERNYATAAN SIKAP SENAT UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
Tentang Situasi dan Kondisi Bangsa dan Negara Indonesia Dewasa ini

Memperhatikan kondisi sosial, politik, ekonomi, dan hukum di tanah air yang makin memburuk dewasa ini dan didorong oleh hati nurani yang jernih serta rasa tanggung jawab terhadap masa depan Bangsa dan Negara Indonesia, dalam rapatnya tanggal 14 Mei 1998, Senat Universitas Katolik Parahyangan menyatakan sikap sebagai berikut:

  1. Menyesalkan dan mengecam segala bentuk tindak kekerasan dan kebiadaban yang dilakukan oleh pelbagai kalangan.
  2. Menuntut pihak yang berwenang untuk menyelesaikan secara tuntas peristiwa yang menimbulkan korban di berbagai tempat di tanah air dewasa ini.
  3. Mendukung gerakan moral mahasiswa untuk dilaksanakannya reformasi secara mendasar dan menyeluruh sesegera mungkin.
  4. Menyerukan kerjasama semua unsur di dalam masyarakat untuk menyelesaikan masalah Bangsa dan Negara Indonesia dewasa ini.
  5. Mendesak lembaga-lembaga perwakilan rakyat sebagai penyalur aspirasi masyarakat untuk menjalankan fungsinya secara tanggap dan terbuka.

Bandung, 14 Mei 1998
SENAT UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

Ketua,
A.P. Sugiarto, SH.

Sekretaris,
Dr. Bambang Sugiharto

ParaHyangan Stop Press diterbitkan oleh:
ParaHyangan - Komunikasi Intelektualitas Mahasiswa

Dari redaksi: Sedianya, berita pada edisi telah dapat hadir di site ParaHyangan Online, namun, karena masalah teknis, maka berita ini baru akan hadir di ParaHyangan Online paling cepat siang hari ini. Sedangkan berita ParaHyangan Stop Press edisi-edisi sebelumnya dapat dilihat melalui http://student.unpar.ac.id/parahyangan-online/

Home

IndoProtest - https://members.tripod.com/~indoprotest