IndoProtest IndoProtest

Salut Mahasiswa Palembang

Palembang, Sriwijaya

Ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi (PT) negeri dan swasta di Palembang, kemarin (Kamis, 7/5), serentak menggelar aksi unjuk rasa. Seperti aksi-aksi terdahulu, mereka menuntut reformasi total dan memprotes kebijakan pemerintah yang menaikkan h arga BBM (bahan bakar minyak).

Dalam waktu hampir bersamaan mereka berkumpul di halaman Kantor Gubernur Sumsel. Gubernur H Ramli Hasan Basri sempat hadir di hadapan mahasiswa --ini aksi kedua mahasiswa bertemu dengan kepala daerah ini. Kemudian, mahasiswa yang berasal dari Institut Aga ma Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah, Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP), Universitas Tridinanti, Universitas IBA, STIE Bina Dharma, serta puluhan mahasiswa Unsri, turun ke jalan menuju Gedung DPRD Sumsel.

Sebelumnya, mahasiswa UMP dan STIE Bina Dharma bergabung berjalan kaki dari kawasan Seberang Ulu menuju kantor gubernur. Mereka berjalan kaki di bawah terik matahari melintasi Jembatan Ampera sehingga memacetkan arus lalu lintas dari arah Seberang Ulu.

Saat ratusan mahasiswa dua PT swasta ini tiba di Bundaran Airmancur (depan Mesjid Agung), mereka menghentikan gerakannya -- saat itu terdengar adzan Shalat Dzuhur. Terhentinya gerakan untuk mendengarkan azan tersebut membuat ketakutan pedagang dan pemilik toko menutup pintunya. Aksi penutupan toko itu menyebar dan membuat pemilik toko lainnya --termasuk Pasaraya Bandung dan pusat pertokoan Megahria-- tutup pula.

Sehingga tengah hari itu, kawasan pertokoan di Jalan Jenderal Sudirman, Letkol Iskandar, Kolonel Atmo, Jalan TP Rustam Effendi dan Jalan Beringinjanggut, tutup total. Kecuali pedagang kakilima (K-5) yang tetap menggelar dagangannya di kawasan itu. Namun s etelah rombongan mahasiswa berlalu --dan mereka mengetahui mahasiswa berkumpul di halaman Kantor Gubernur-- beberapa toko mulai aktivitasnya hingga menjelang malam.

Ratusan mahasiswa itu, di sepanjang jalan yang padat arus lalu lintasnya (Jalan A Yani, Sudirman, Letkol Iskandar, Jalan Radial dan masuk ke Jalan Kapten A Rivai menuju Kantor Gubernur), mereka menggugat kondisi memprihatinkan yang menimpa bangsa dan raky at Indonesia. Mahasiswa menggelar spanduk dan poster yang bernada protes.

Dalam perjalanan itu, rombongan mahasiswa yang dibatasi tali -- agar tak ada orang luar yang bergabung-- dikawal petugas bersepeda motor UPS (Unit Perintis Shabara) Poltabes. Bahkan Wakil Kapoltabes Letkol Drs Djaswardana dan stafnya ikut berjalan di bela kang barisan mahasiswa sejak dari kampus UMP.

Iring-iringan itu mengundang perhatian masyarakat Palembang, sehingga warga menonton di pinggir jalan. Ketika barisan mahasiswa melintas di kawasan pertokoan, sejumlah pemuda mengenakan seragam pelajar berniat masuk ke barisan. Namun mereka segera dicegat petugas dan tak ada yang sempat masuk ke barisan.

Insiden

Insiden bentrokan fisik mahasiswa dan petugas nyaris terjadi di Kampus UMP. Beberapa saat sebelum turun ke jalan, lima unit sepeda motor UPS memasuki kampus. Mahasiswa yang berada di dalam kampus protes, dan mereka mengejar petugas keamanan tersebut. Namu n satuan UPS Poletabes tersebut langsung keluar kampus.

Peristiwa bentrokan kedua nyaris meletus di Simpang GOR (di luar halaman Gedung DPRD Sumsel). Ribuan mahasiswa dari berbagai PT yang telah berkumpul, sebagian di antaranya tetap bergerombol di luar pagar dan pintu gerbang. Ketika tiga kendaraan pasukan be rseragam lewat, diteriaki mahasiswa. Kemudian, tiga kendaraan itu balik lagi dengan mesin meraung-raung --aksi ini langsung diteriaki lagi-- kemudian, ketiga petugas bersenjata itu berhenti. Seketika itu pula mahasiswa berhamburan mengejar petugas tersebu t. Namun ketiga langsung lari.

Mahasiswa yang tak mengetahui apa gerangan yang terjadi, langsung melempari dua kendaraan patroli polisi yang dihadangkan di jalan untuk menutup arus kendaraan masuk ke Jalan POM IX menjadi sasaran. Lemparan batu dan botol nyaris menghantam kendaraan umum yang lewat di Jalan Kapten A Rivai. Namun tak ada korban dalam insiden itu, karena massa yang nyaris mengamuk itu diredam oleh sesama mahasiswa yang berusaha menjelaskan duduk persoalan apa yang terjadi.

Saat benda-benda beterbangan, petugas Polantas tetap menjalankan tugasnya mengatur arus lalu lintas. Beberapa di antaranya berupaya menenangkan mahasiswa lainnya, dan berusaha membendung massa masuk ke jalan yang sedang padat.

Pagar betis dibuat mahasiswa yang tidak menginginkan keributan berhasil membendung amarah mahasiswa. Mereka mengingatkan agar tak perlu terpancing dan menimbulkan kemarahan dan meminta kembali ke halaman Gedung DPRD. Aksi ini berlangsung sekitar 15 menit.

Di Kantor Gubernur

Hampir semua mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa di halaman Kantor Gubernur itu berjalan kaki dari kampus masing-masing. Rombongan pertama masuk ke halaman Pemda Sumsel itu adalah mahasiswa Unanti dan IBA, disusul oleh Mahasiswa UMP dan STIE Bina Dha rma. Kemudian mahasiswa IAIN. Beberapa saat kemudian, puluhan mahasiswa Unsri bergabung.

Sebelumnya, mahasiswa Unsri menggelar aksi di Kampus Inderalaya (KM-32, Ogan Kemering Ilir). Mahasiswa Unsri sempat menggelar aksi turun ke jalan dari kampus ke Simpang KM-32 Inderalaya, namun sebagian mahasiswa lainnya menolak turun ke jalan. Setelah itu , beberapa mahasiswa bergabung dalam aksi di Kantor Gubenrur dan DPRD Sumsel.

Kemudian, mereka secara bergelombang turun ke jalan sehingga sempat memacetkan arus lalu lintas di Jalan Kapten A Rivai. Sambil bernyanyi, Hendriansyah, pimpinan rombongan mahasiswa Unanti dan UIBA mengatakan unjuk rasa ini tidak ada yang menopangi. "Ini unjuk rasa murni menyuarakan hati rakyat," katanya.

Ratusan petugas keamanan dari berbagai kesatuan, diturunkan untuk mengamankan kawasan tersebut termasuk yang mengatur kelancaran arus lalu lintas.

Saat di halaman Kantor Gubernur, mahasiswa sejak semula telah mengancam akan turun ke jalan apabila dalam waktu 15 menit gubernur tidak menemui mahasiswa. saat itu, menurut petugas, Gubernur Ramli Hasan Basri sedang melakukan cek kesehatan di RS Charitas.

Lewat pukul 12.00, Ramli tampil di hadapan mahasiswa. Tepuk tangan mahasiswa sempat membuat Ramli optimis mereka akan menerima saran dan tanggapan yang akan disampaikannya. Ramli ternyata menerima tuntutan itu dan berjanji akan menyampaikannya ke pihak te rkait seperti perwakilan rakyat. Namun Ramli juga menginginkan agar mahasiswa segera kembali ke kampus masing- masing menggunakan bus yang telah disediakan.

Kemudian mahasiswa turun ke jalan menuju Gedung DPRD. Jalan kembali macet sementara petugas keamanan selalu berjaga-jaga. Mereka menuju ke DPRD Sumsel yang terletak sekitar 500 meter dari kantor gubernur. Namun tak satu pun anggota DPRD yang menemui mahas iswa, karena menurut petugas sekretariat para anggota dewan sudah pulang.

Setelah sebagian mahasiswa menggelar aksi di tangga ruang sidang utama, sekitar pukul 14.00 mereka membubarkan diri. Sebagian mahasiswa naik kendaraan yang disediakan, dan sebagian lagi kembali berjalan kaki.

Dalam aksi kemarin terlihat hadir di tengah massa adalah Kaditsospol E Hariono, Kapoltabes Kolonel Pol Drs Edison Siregar. Sementara Wakil Kapoltabes baru meninggalkan halaman gedung dewan setelah mahasiswa bubar. (ll/ii/oo/ss/ts)

Home

IndoProtest - https://members.tripod.com/~indoprotest