IndoProtest IndoProtest

From: fim@iname.com
Subject: FIM-B: REFORMASI DAMAI DI BANDUNG

FIM-B: REFORMASI DAMAI DI BANDUNG

Kerusuhan-kerusuhan besar yang meledak meluas di seluruh kota besar Indonesia setelah gugurnya enam Pahlawan Reformasi di Trisakti telah mencoreng kesucian arti perjuangan reformasi. Reformasi kini tiba-tiba menjelma menjadi monster yang mengerikan bagi masyarakat beradab. Kata-kata reformasi telah menyandang arti tambahan sebagai pesta , pembakaran, penjarahan serta ancaman bagi kelompok minoritas. Kebencian rakyat kepada Suharto dan keluarganya telah berhasil dialihkan arahnya menjadi aksi kebencian berdasarkan terminologi SARA. Musuh sebenarnya terlupakan digantikan dengan kepuasan mengumbar keberingasan. Media masa dengan sukses telah membantu menciptakan citra mengerikan tersebut. Rakyat yang telah tercuri rasa simpatinya oleh kata-kata reformasi tiba-tiba harus berpikir ulang dan tertegun. Inikah yang disebut reformasi yang terjanji itu?

Sebetulnya masih ada setitik harapan bagi rakyat atas Reformasi Damai yang menyeluruh karena di Bandung sampai hari ini tidak terjadi aksi-aksi tercela yang tidak terkendali. Satgas Gabungan Bandung yang bermarkas di aula UNPAD memutuskan untuk menjadikan hari ini sebagai hari tenang bagi Bandung setelah selama empat hari berturut-turut menggelar Aksi Reformasi Damai besar-besaran.

Pada hari pertama tanggal tiga belas Mei sekitar lima puluh ribu mahasiswa bergabung mengadakan Aksi Reformasi Damai di Lapangan Gasibu dan Gedung Sate. Pada hari kedua hampir seluruh mahasiswa Bandung bergabung di tempat yang sama sehingga masa yang terkumpul mencapai jumlah ratusan ribu orang. Ratusan ribu orang yang menyerukan Reformasi Damai dan menyeluruh.

Hari ketiga mahasiswa memberikan panggung reformasi Gedung Sate untuk ormas-ormas dan kelompok masyarakat yang ingin bergabung bersama berjuang untuk Reformasi Damai. Pada hari ini Solidaritas Ibu telah bergabung. Masing-masing mahasiswa perguruan tinggi juga melakukan aksi di masing-masing kampus. Hari keempat gabungan Aksi Reformasi Damai kembali dilakukan secara besar-besaran dan hari ini adalah hari tenang.

Mereka yang Berjuang Tanpa Kata-kata

Hari tenang bukanlah berarti hari tanpa aksi karena secara berkelompok, mahasiswi-mahasiswi menyebar di berbagai pusat keramaian kota Bandung dan secara simpatik menawarkan setangkai bunga Reformasi Damai kepada para pebelanja untuk menggalang dana.

Aksi Reformasi Damai bukan hanya berarti tindakan heroik seperti demonstrasi, rapat-rapat, orasi-orasi, statement-statement dan retorika-retorika para pemimpin di panggung, tetapi juga tindakan-tindakan kecil dari rakyat kecil yang berarti. Tindakan para sopir angkutan yang telah rela menyisihkan sebagian hasil keringatnya untuk mengisi kotak-kotak dana yang dibuat para mahasiswa di kampusnya masing-masing.

Aksi Reformasi Damai adalah tindakan sederhana para ibu-ibu yang ikhlas menyumbangkan tikar dan karpet sehingga mahasiswa bisa bermalam di aula. Juga sumbangan beras, mi instan, sayur-sayuran, kopi, teh, gula, air kemasan, panci dan kompor sehingga para mahasiswa dan para peserta demonstrasi yang harus meninggalkan rumahnya tetap bisa menjaga kondisi dan semangat.

Aksi Reformasi Damai juga berarti kesediaan tujuh radio swasta di Bandung untuk ikut mengkampanyekan pesan-pesan Reformasi Damai serta kesedian Radio Mara dan Ganesha untuk menggalang dana untuk kepentingan Reformasi Damai. Adalah juga kesiapan tim sukarelawan medis dari RS Boromeus, PMI, para dokter serta mahasiswa Fakultas Kedokteran. Adalah juga tindakan para prajurit ABRI berpangkat rendah yang bertindak disiplin menjaga emosi meskipun hanya makan siang dengan bubur havermouth.

Teladan Kepemimpinan Sipil

Satu hal yang menonjol dalam penyelenggaraan Aksi Reformasi Damai di Bandung adalah peranan tim dapur umum yang dikoordinasikan para mahasiswa National Hotel Institute Bandung. Hampir tanpa bicara tim ini bekerja secara sistematis, disiplin, profesional dan penuh kesungguhan hati menjaga asap dapur tetap mengepul dua puluh empat jam sehari tanpa henti.

Kesediaan para pemimpin mahasiswa dari dua puluh tiga perguruan tinggi di Bandung untuk sama-sama menurunkan bendera kampus masing-masing dan meleburkan diri dalam Satgas Gabungan Bandung telah membuktikan kualitas kedewasaan kepemimpinan mahasiswa. Organisasi ini membentuk presidium kepemimpinan dan koordinator satgas gabungan untuk menjaga dan menjamin supaya Reformasi Damai mencapai tujuannya. Rencananya pada hari Senin tanggal 18 Mei 1998 akan kembali digelar aksi besar dan akan terus bergulir sampai tujuan Reformasi Damai di Indonesia dengan tumbangnya Rezim Suharto bisa tercapai.

Akhirnya keberhasilan penyelenggaraan Aksi besar Reformasi Damai di Bandung bukanlah hanya milik mahasiswa tapi juga milik seluruh lapisan rakyat di Bandung.

fim@iname.com

Home

IndoProtest - https://members.tripod.com/~indoprotest