IndoProtest IndoProtest

From: Forum LSM Aceh forum_aceh@aceh.wasantara.net.id
Subject: Aksi Mahasiswa Aceh

Tiada Hari Tanpa Aksi

Bukan hanya mahasiswa di pulau Jawa saja yang bisa bergerak, menuntut reformasi. Mahasiswa-mahasiswa Aceh yang tergabung dalam berbagai aksi, akhir-akhir ini mulai membuat kelabakan para aparat keamanan di Aceh. Setiap hari silih berganti mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Aceh melakukan aksi. Selain mimbar bebas, unjuk keprihatihan terhadap kondisi terakhir bangsa juga dilakukan dengan long march, aksi diam, gelar poster dan sebagainya.

Meskipun masih tergolong wajar, aksi yang dilakukan mahasiswa sembat pula diwarnai bentrokan dengan petugas. Hujan gas air mata dan perang batupun tak terhindarkan. Hal ini terjadi karena sikap aparat yang selalu menghadang rombongan mahasiswa yang berjalan kaki menuju ke DPRD. Aksi yang merupakan kepedulian mahasiswa Aceh terhadap rakyat, yang selama ini sangat menderita, menunjukkan bahwa mahasiswa Aceh masih mempunyai hati nurani, sehingga tergugah untuk melakukan perjuangan demi pencapaian reformasi. Aksi-aksi ini sekaligus telah menepis imej mahasiswa Aceh loyo, yang selama ini lekat pada mahasiswa Aceh.

Aksi-Aksi Mahasiswa Aceh

18 Maret 1998

Mahasiswa Unsyiah yang tergabung dalam Forum Solidaritas Untuk Rakyat (SMUR), menggelar mimbar bebas di halaman RKU I Unsyiah. Mimbar bebas yang diawali dengan pemasangan spanduk “Mimbar Bebas Mahasiswa Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat” pada pukul 9.30 WIB ini, berjalan dengan damai tanpa ada usikan dari aparat keamanan. Acara ini diisi dengan baca puisi, gelar poster dan pidato yang diekpresikan secara bebas oleh para mahasiswa.

1 April 1998

Mahasiswa yang menamakan dirinya Mahasiswa Anti Arogansi, Kekerasan, Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (MARKAS-KKN), beranjangsana ke DPRD Aceh, guna menyampaikan berbagai persoalan yang terjadi selama ini. MARKAS-KKN menuntut anggota dewan untuk membentuk pemerintahan yang bersih, audit harta kekayaan bakal calon gubernur, anggota DPRD wajib mengutamakan kepentingan rakyat dalam suksesi, basmi “pertualangan politik”, dan audit pengeluaran daerah selama lima tahun terakhir. Acara yang dihiasi dengan berbagai tulisan spanduk dan poster ini, berubah menjadi mimbar bebas di hadapan anggota dewan.

3 April 1998

Halaman RKU I kampus Unsyiah kembali dirubah fungsi menjadi ajang penglepasan uneg-uneg mahasiswa dalam mimbar babas yang diikuti ratusan mahasiswa Unsyiah. Mimbar bebas yang bertemakan Tuntutan Mahasiswa Untuk Reformasi (TUMOR) ini, menuntut supaya diadakan reformasi ekonomi dan politik guna mewujudkan pemerintah yang bersih dan berwibawa.

4 April 1998

Untuk kedua kalinya MARKAS-KKN kembali menyapa anggota dewan guna mempertegas sikap terhadap tuntutan mereka pada hari sebelumnya (1/4). Aksi yang dimulai sekitar pukul 11.00 WIB ini terasa agak beda karena semua pengunjuk rasa mengikatkan kain putih dikepalanya dan dalam dialog, juga mempertanyakan mobil timor yang didapat anggota dewan. Suasana di DPRD terasa agak ramai karena telah dihiasi oleh ” bunga loreng” dan “kopi susu” yang siap dihidangkan ke pengunjuk rasa.

6 Mei 1998

Ribuan mahasiswa Unsyiah berunjuk rasa sambil membawa spanduk bernada kritis, poster-poster dan mengusung mayat demokrasi, guna menuntut dilaksanakan refomasi ekonomi, politik dan hukum, mulai sekarang dan tak perlu menunggu tahun 2003.Gerakan ini merupakan awal aksi besar mahasiswa selama diadakan unjuk rasa di Aceh. Pengunjuk rasa yang turun kejalan bagaikan air bah ini, membuat barisan untuk long march guna mendatangi DPRD dengan berjalan kaki. Akan tetapi gerakan pengunjuk rasa ini terbendung oleh petugas keamanan di depan Pustaka Wilayah dan sempat terjadi aksi dorong-dorongan dengan pihak keamanan.

7 Mei 1998

Aksi mimbar bebas yang digelar di Fakultas Dakwah IAIN Ar-raniry, di pelopori oleh Aksi Mahasiswa Islam Untuk Reformasi (AMIR), menyerukan komitmen moral untuk perbaikan ketimpangan-ketimpangan yang terjadi selama ini. Selain isu reformasi nasional, mereka juga mengangkat isu tentang reformasi D.I Aceh. Aksi yang diwarnai dengan long march ini, hampir menembus ke jantung kota Banda Aceh, kalau saja kucing-kucingan mahasiswa dengan aparat tak terjadi. Aksi kali ini cukup berhasil karena mahasiswa yang terdiri dari beberapa kelompok menuju kota (DPRD) melalui jalan desa yang sama sekali tak terduga oleh spionase-spionase aparat.

8 Mei 1998

Lapangan Tugu Unsyiah di penuhi oleh ribuan mahasiswa Unsyiah dan IAIN, yang berhasrat melaksanakan mimbar bebas. Dalam perhelatan tersebut para aktifis secara berganti-gantian menyampaikan kritikan pedas dan tajam mengenai reformasi dan meminta kepada pemerintah untuk menurunkan kembalai BBM dan TDL. Kali ini, mahasiswa tak perlu ke DPRD karena para anggota dewan telah hadir di perhelatan itu.

9 Mei 1998

Gerakan aksi mahasiswa untuk keprihatinan rakyat tumpah ruah di pelataran parkir DPRD. Aksi yang di gerakkan oleh mahasiswa STIE Lamlagang juga menyalurkan aspirasi perubahan keadaan sehubungan dengan penderitaan rakyat yang semakin parah. Aksi yang diawali dengan mimbar bebas di kampus STIE itu, sempat diawarnai aksi tegang urat antara aparat dengan mahasiswa. Karena aparat berusaha menghalangi niat mahasiswa untuk menayampaikan tuntutan reformasinya kepada anggota dewan.

12 Mei 1998

Mahasiswa UNIDA Aceh yang menggelar mimbar bebas dikampus UNIDA, menuntut agar operasi militer di Aceh segera di cabut. Pada kesempatan tersebut mahasiswa juga meminta pemerintah untuk segera menurunkan BBM dan TDL. Dalam aksi itu mahasiswa bersikeras untuk menuju ke DPRD, walaupun para anggota dewan telah “tiada ”. Karena merasa tak terpenuhi keinginannya, maka sempat tejadi peristiwa pembakaran ban mobil di kampusnya Sementara itu pada saat yang sama di kampus Abulyatama, para mahasiswa UNAYA juga menggelar mimbar yang isi tuntutannya tidak jauh beda dari mahasiswa UNIDA. Para mahasiswa UNAYA telah mencium adanya spionase di kampus mereka. Untuk menghindari campur tangan aparat, maka di pintu gerbang masuk direbahkan pohon-pohon besar. Dalam aksi ini berbagai poster dan spanduk bernada protes digelar. Di Langsa, mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam STAI Zawiyah Cot Kala dan Universitas Samudra, juga tak ketinggalan dalam menuntut diadakannya reformasi. Mereka menuntut pemerintah untuk bertanggung jawab, sebab kondisi yang terjadi sekarang sudah sangat memprihatinkan. Aksi ini juga diawali dengan mimbar bebas di kampus.

13 Mei 1998

Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Aceh (KAMA), yang sebelumnya mengelar mimbar bebas di samping biro rektor melakukan long march menuju ke arah kota. Aksi keprihatinan ini digelar sehubungan dengan tewasnya pahlawan reformasi UNSAKTI. Dalam long march yang dibendung di pangkal jembatan lamyong itu, terjadi insiden lempar batu dan penembakan gas air mata yang menelan korban luka-luka dari mahasiswa.

14 Mei 1998

Ribuan mahasiswa yang berasal dari berbagai universitas di Aceh, mengelar mimbar bebas di depan gedung DPRD. Aksi yang dimotori oleh mahasiswa STIK Pante Kulu menyuarakan aspirasi rakyat yang semakin melarat, terutama mereka menuntut penurunan BBM dan TDL. Aksi yang sempat menbuat kota Banda Aceh lengang itu mendapat pengawalan yang super ketat pihak keamanan.

15 Mei 1998

Ratusan mahasiswa Universitas Abulyatama (Unaya) menggelar silent action (aksi diam). Aksi ini berlangsung dengan jalan kaki sepanjang 10 KM dari kampus mereka ke kantor DPRD. Aksi diam itu merupakan ujud berkabung atas tewasnya 6 mahasiswa Trisakti tiga hari sebelumnya.

16 Mei 1998

Aksi mahasiswa pada hari ini kembali tanpa dialaog, kali ini dilakukan oleh mahasiswa beberapa PTS yakni AMIKI, UNIDA, PTSM dan Universitas Muhammadiyah. Ratusan ma menduduki DPRD setelah berjalan kaki dari kampus masing-masing mereka berkumpul di kantor DPRD. Namun sesampai disana mereka sama sekali tidak melakukan dialog dengan dewan, karena mereka menganggap dewan tidak mampu mengatasi krisis. Pada hari yang sama, aksi mahasiswa berlangsung di Langsa, ibukota kabupaten diujung Timur Aceh. Aksi yang dilakukan STAI Zawiyah Cot Kala itu berlangsung di kantor DPRD Tk. II Aceh Timur. Selain isu Reformasi, aksi itu juga menuntut pembenahan birokrasi dan pelayanan umum daerah. Sampai INFO FORUM ini dalam proses percetakan, aksi mahasiswa Aceh terus berlangsung, setiap hari kecuali hari libur.

Home

IndoProtest - https://members.tripod.com/~indoprotest