IndoProtest IndoProtest

From: "Rico Hardiman" kadalbond@hotmail.com
Subject: Reformasi di Indonesia

Redaksi yang terhormat,

Saya warga negara Indonesia yang saat ini berdomisili di Los Angeles, USA. Banyak membaca berita-2 Reformasi di tanah air dari surat kabar2 melalui Internet. Disitu jelas kalau Mahasiswa dan kaum reforman sadar bahwa penurunan Suharto adalah langkah paling awal dalam gerakan Reformasi di Indonesia, Karena Reformasi Indonesia bertujuan me-"reform" system pemerintahan di Indonesia yang sudah puluhan tahun terkontaminasi. Tapi kenyataannya sedih rasanya jika menyaksikan melalui CNN, betapa mereka merayakan saat penurunan Suharto sebagai President RI. Bukankah itu terlalu cepat untuk kita bersukaria? Padahal perjalan Reformasi itu masih panjang, dan hasil yang baru dicapai saat ini hanyalah baru "step" awal dari Reformasi di Indonesia.

Mengenai kepemimpinan Habibie sebagai president di Indonesia, ini bukan suara ketidak percayaan terhadap beliau sebagai president. Tapi kita harus melihat fakta, bahwa negara Indonesia saat ini belum berada didasar kejatuhan perekonomiannya, kita masih dalam perjalanan menuju ke dasar terendah perekonomian kita. Dan selama masa ini, untuk menjaga kesatuan dan persatuan, kita memerlukan kepemimpinan Nasional yang bisa menjadi panutan bagi seluruh bangsa Indonesia dalam menjalani masa-masa sulit menuju titik terendah perekonomian kita. Sehingga bisa menenangkan rakyat untuk menerima dan menjalani situasi yang buruk ini dengan tenang yang artinya tercipta suatu stabilitas politik, dan dengan modal ini, bisa menjadi batu pijakan yang kokoh untuk kita sedikit demi sedikit membangun kembali perekonomian di Indonesia. Dan saat ini untuk mendapatkan Pemimpin Nasional seperti itu hanya bisa tercapai dengan Sidang Umum Istimewa MPR.

Pengangkatan Habibie sebagai president RI saja sudah mengundang pertanyaan banyak pihak akan keabsahannya, karena dilakukan di istana negara bukan di gedung MPR/DPR. Apakah waktu itu ABRI tidak sanggup lagi untuk menangani situasi guna berjalannya sidang MPR untuk pengunduran President Suharto, yang ternyata setelah pengunduran Suharto sebagai president di istana negara, pengosongan gedung MPR /DPR dari mahasiswa itu hanya memerlukan waktu beberapa hari saja. Apalagi Suharto pernah membuat suatu statement bahwa beliau siap berkorban demi rakyatnya, padahal untuk pergi ke gedung MPR/DPR saat itu tidak akan meminta pengorbanan, karena para mahasiswa juga akan mensyukuri kalau tuntutan pertama mereka tercapai, malah mungkin mereka akan menghargai kearifan kepala negaranya. Tapi yang kita lihat kenyataannya adalah lain.

Enam bulan bukanlah waktu yang singkat untuk tidak terjadi lagi letupan-letupan kerusuhan dan perpecahan yang bisa jadi akan lebih besar dari apa yang pernah terjadi, akibat dari masa-masa sulit yang tengah dijalani bangsa Indonesia dengan kepemerintahan yang saat ini masih mengundang banyak tanda tanya akan ke absahannya. Bangsa Indonesia sudah mundur puluhan tahun akibat kerusuhan yang terjadi kemarin, apakah kita masih akan selalu menunggu untuk kita lebih mundur puluhan tahun lagi dan kembali mempercayakan kepemimpinan Nasional ditangan Militer? atau kita akan berbuat sesuatu guna memperkecil kemungkinan kemunduran yang lebih jauh lagi?

Rakyat kecil yang kemarin sempat mandapat julukan sebagai "Penjarah" adalah kambing hitam dari system pemerintahan di Indonesia selama ini. Mereka lahir sebagai manusia suci bukan sebagai penjarah. Tapi mereka tumbuh dan berkembang dengan system pemerintahan yang membentuk mereka menjadi "penjarah". Rasa takut, rasa ketidak pastian akan keselamatan sanak famili di tanah air selama penjarahan yang kita rasakan hanya selama 2 minggu kemarin , adalah apa yang mereka (rakyat kecil) rasakan selama puluhan tahun. Kita dijarah selama 2 minggu, tapi mereka telah terjarah selama puluhan tahun. Pembangunan selama ini hanya dapat dirasakan oleh pihak menengah keatas, Mereka hanya bisa melihat tanpa merasakan. Mereka tidak mempunyai kesempatan merasakan pendidikan yang layak guna menajamkan intelektualitas mereka, seperti halnya kalangan mengah ke atas. Dan mereka pula yang kemarin ini mendapat julukan "Penjarah" setelah mereka "terjarah" selama puluhan tahun. Hal ini membuktikan betapa terkontaminasinya system di pemerintahan kita selama ini.

Saat ini banyak pihak yang terlalu disibukan dengan pengusutan harta keluarga Suharto dan kesalahan-kesalahan nya di masa silam. Bahkan banyak pihak yang dulunya bagian dari kepemerintahan Suharto, sekarang ini juga ikut ambil andil dalam membongkar aib-aib lama yang sebenernya juga merupakan aib mereka sendiri. Hanya saja penyuaraannya aibnya itu di atas namakan Suharto. Kalau hal ini memang terbukti dan kita bisa mengumpulkan semuanya kembali, apakah hasil dari situ ? jikalau system yang ada sekarang ini belum kita benarkan !

Kenapa kita terlalu sangat disibukkan dan membuang waktu kita saat ini dengan hanya mengusut harta dan kesalahan-kesalahannya, yang padahal dengan menyelesaikan krisis kepemimpinan Nasional yang saat ini sedang kita hadapi melalui Sidang Umum Istimewa MPR bisa menstabilkan situasi politik, yang jelas bisa membantu memperbaiki situasi sekarang ini, dan dengan adanya Sidang Umum Istimewa MPR itu, juga bisa didengar pertangung jawaban dari Suharto selama masa-masa kepresidenannya !

Sidang Umum Istimewa MPR hanyalah "political willing" dari pihak-pihak yang bisa menjalankannya, dan Sidang Umum Istimewa ini juga akan membuktikan kemapanan dan kematangan dari wakil-wakil rakyat yang selama ini duduk didalam gedung legislatif Indonesia dalam menyuarakan suara rakyat Indonesia. Mereka harus membuktikan kalau selama ini mereka duduk di dalam gedung MPR/DPR bukan hanya sebagai Simbol Dari Demokrasi di Indonesia. Apa yang akan terjadi dalam perjalanan sejarah Republik Indonesia diantara hari ini sampai dengan awal tahun 1999 ? kita bisa membaca di buku sejarah Indonesia tahun 2000 nanti.

Rico Hardiman

Home

IndoProtest - https://members.tripod.com/~indoprotest